LENSAJATIM
ęę Jajaran
Bintara Pembina Desa (Babinsa) Koramil 21/Sukosewu, Kodim 0813 Bojonegoro, Jawa
Timur, bersama Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumberjaya, melaksanakan
kegiatan Gerakan Pengendalian (Gerdal) Penanganan Produksi Tanaman Pangan dari
gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI)
Tahun 2022 di Desa Sumberjokidul Kecamatan Sukosewu.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kasdim 0813 Bojonegoro, Mayor Inf I Putu Gede Widarta, Dirjen Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian RI, Dr Muhammad Takdir Mulyadi, M.M., Kadin Pertanian dan ketahan pangan Jatim), Dr. Ir. Hadi Sulistiyo, M.Si., CIHCM., Helmy Elizabeth,SP.MM (Kadin Pertanian dan ketahan pangan Bojonegoro), Helmy Elizabeth, SP., M.M., serta Forkopimcam Kecamatan Sukosewu.
Dalam sambutannya, Dirjen Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI, Dr. Muhammad Takdir Mulyadi, M.M., menyampaikan beberapa program pengendalian hama dan tingginya harga pupuk. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) menjadi salah satu faktor risiko dalam budidaya tanaman yang bisa menyebabkan kehilangan hasil.
"Program-progam yang masih perlu kita dukung dalam penanganan hama wereng pada padi, dengan obat yang ramah lingkungan. Perubahan waktu tanam dan budidaya tanaman yang intensif dapat mendukung perkembangan OPT antara lain tikus, wereng batang cokelat (WBC), penggerek batang padi (PBP), tungro dan Bacterial Leaf Blight (BLB), serta kerdil rumput/kerdil. Sementara saat ini harga pupuk masih tinggi sampai 2x lipat, dikarenakan bahan bahan pupuk masih import," terangnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bojonegoro, Helmy Elizabeth, SP., MM., menerangkan, pemerintah pusat terus berupaya dalam pendampingan replikasi dalam pengembangan pupuk hayati. Perlindungan tanaman pangan akan menerapkan sistem pengamanan areal pertanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI melalui penerapan sistem Pengendalian Hama Terpadu dan adaptasi perubahan iklim.
"Gerakan pengendalian OPT merupakan langkah responsif yang dilakukan secara bersama-sama untuk menurunkan populasi/serangan OPT dilapangan, khususnya pada komoditas padi dan jagung," ujarnya.
Pihaknya mengucapkan terima kasih kepada jajaran TNI Kodim 0813 Bojonegoro dan Gapoktan. "Kami berterima kasih dengan kehadiran serta keikutsertaan Babinsa Kodim 0813 Bojonegoro dalam meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Bojonegoro," tambah Helmy Elizabeth, SP., M.M.
Sementara, Kasdim 0813 Bojonegoro, Mayor Inf I Putu Gede Widarta, dikonfirmasi pada Jum'at (28/1/2022), memberikan apresiasi kepada stakeholder pertanian pada kegiatan yang menjadi tugas bersama dengan mendampingi seluruh petani.
"Kodim 0813 Bojonegoro, mendukung pemerintahan daerah dan pusat serta bersinergi dengan Kementerian Pertanian yang sudah MOU dengan TNI dalam pendampingan swasembada pangan di seluruh Indonesia," tuturnya.
TNI dimanapun berada selain menjalankan tugas tugas pokok, mampu mengawal petani menuju swasembada pangan. Dengan harapan, petani akan menjadi lebih baik, profesional, mampu membaca iklim/cuaca serta bisa menghasilkan panen.
"Dalam Gerdal OPT dan DPI ini merupakan upaya pengamanan produksi tanaman pangan dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman. Harapannya, dapat meningkatkan peran serta petani atau masyarakat dalam upaya pengamanan produksi," pungkas Kasdim.(Pendim/Red)