Provinsi Jawa Timur, Assesment Level 1 Pertama di Pulau Jawa

 

LENSAJATIM ||       Kolaborasi, sinergitas dan kerja keras dari Forkopimda Provinsi Jatim bersama Forkopimda Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota se- Jatim, serta seluruh elemen masyarakat terus dilakukan dalam menangani Covid-19. Dari langkah tersebut, mampu membuahkan hasil yang baik bagi Provinsi Jatim khususnya dalam penanganan Covid-19. Berdasarkan data Assesment Situasi Covid-19 tingkat Provinsi dari Kemenkes RI per 14 September 2021 yang dirilis 15 September 2021, Jawa Timur pecah telor menjadi satu-satunya provinsi di Jawa yang masuk pada level 1.

Artinya, level situasi Covid-19 di Jatim tersebut meningkat lebih baik dibanding sebelumnya yang berada pada level 2 berdasarkan assesment tanggal 6 September 2021. Sementara saat ini 4 provinsi di Jawa masih berada pada level 2 dan 1 provinsi berada level 3.

Atas capaian tersebut, Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengaku kondisi ini patut disyukuri. Karenanya Khofifah kembali menyampaikan terima kasih atas sinergi dan kerja keras semua pihak dalam mencegah penyebaran Covid-19 di Jatim. Khususnya segenap Forkopimda Jatim, Pemkab/Pemko, tenaga kesehatan (nakes), tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, media dan seluruh elemen masyarakat.

“Alhamdulillah, Jawa Timur menjadi satu-satunya provinsi yang pertama masuk pada level 1 sesuai assesment yang dilakukan Kemenkes RI. Alhamdulillah, terima kasih, ini adalah hasil kerja keras dari semua pihak, termasuk bupati/walikota bersama Forkopimda se-Jatim, nakes dan elemen strategis dan sebagainya,” ujarnya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (16/9/2021).


 

Menurut Khofifah, dari total perkembangan level yang ada, membuat situasi assesment Provinsi Jatim berada di level 1 hasil dari assesment situasi Covid-19 Kemenkes RI. Assesment tersebut dilihat dari faktor tingkat kasus terkonfirmasi, tingkat pasien rawat RS, tingkat kematian, transmisi komunitas, tingkat testing, tingkat tracing, tingkat treatment dan kapasistas respon.

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, tingkat kasus terkonfirmasi, tingkat pasien rawat RS, tingkat kematian, dan transmisi komunitas berada pada level 1. Tingkat testing, tracing, treament, dan kapasitas respon berada dalam kondisi memadai. Karenanya, assesment situasi berada pada level 1.

Tak hanya tingkat Provinsi Jawa Timur yang berada level 1, Khofifah menyampaikan bahwa terdapat sembilan kabupaten/kota di Jatim masuk dalam level 1. Di antaranya, Situbondo, Sidoarjo, Pasuruan, Sidoarjo, Madiun, Lamongan, Surabaya, Jember, Gresik dan Banyuwangi.

Khofifah menambahkan, kondisi ini mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya dalam assesment yang dilakukan pada 12 September 2021 dari enam kabupaten/kota menjadi sembilan kabupaten/kota.

Sementara untuk level 2 terdapat peningkatan dari 19 kabupaten/kota per 12 September 2021 menjadi 26 kabupaten/kota per 14 September 2021. Di antaranya Tulungagung, Tuban, Sumenep, Sampang, Probolinggo, Ponorogo, Pamekasan, Pacitan, Ngawi, Nganjuk, Mojokerto, Kabupaten Malang, Magetan, Lumajang, Kota Probolinggo, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Malang, Kota Madiun, Kota Kediri, Kota Batu, Kediri, Jombang, Bondowoso, Bojonegoro dan Blitar.

Assesment dari Kemenkes RI yang dilaksanakan pada 12 September dan 14 September 2021, untuk level 3 terjadi penurunan dari 13 menjadi 3 kabupaten/kota. Yaitu, Trenggalek, Bangkalan dan Kota Blitar.

Khofifah meminta semua pihak dapat mempertahankan capaian assesment serta posisi zonasi level daerah, maupun unsur-unsur lainnya. Selain itu, seluruh elemen masyarakat diminta tidak lengah dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) dimanapun berada. Sehingga, kedepan Covid-19 makin terkendali dan terus melandai. Tetap memakai masker, menjaga jarak yang aman, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

“Kondisi seperti ini patut kita syukuri saat ini. Jatim sudah bebas zona merah serta pada level 1 assesment Kemenkes RI. Vaksinasi terus kita gencarkan. Namun, prokes jangan sampai lengah. Tetap jaga prokes agar kita segera bisa keluar dari pandemi,” pungkas Khofifah.(*/Red)