LENSAJATIM || Kontingen Merah-Putih kembali menyumbangkan emas di ajang
Paralimpiade Tokyo 2020, prestasi kembali ditorehkan oleh para bulutangkis
Indonesa. Dalam dua hari terakhir, cabang olahraga tersebut mampu
menyumbangkan dua medali emas.
Dua medali emas, berhasil dimenangkan oleh ganda putri Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah di kategori SL3-SU5 pada Sabtu (4/9/2022) dan sehari kemudian pasangan Leani Ratri/Hary Susanto merebut medali ganda campuran SL3-SU5.
Raihan dua medali emas oleh Ratri dalam dua hari berturut-turut, tentu bukan pekerjaan yang mudah.
Prosesnya
memakan waktu dan menguras tenaga. Lantaran, atlet berusia 30 tahun itu harus
bermain sebanyak empat pertandingan di hari Sabtu.
Ratri akhirnya mampu merebut medali emas, saat berpasangan dengan Khalimatus. Meraih 2 emas ini membuat Ratri sangat bangga, terlebih ia mampu menyumbangkan medali pertama untuk cabor bulu tangkis di Paralimpiade Tokyo 2020.
"Tentu saya sangat bangga, bisa berhasil meraih medali saat para bulu tangkis pertama kali dipertandingkan di Paralimpiade," ujarnya, Senin (6/9/2021).
Sehari setelah mengalahkan pasangan Tiongkok, Cheng Hefang/Ma Huihui dua set langsung, pada Minggu (5/9/2021), Ratri masih tampil pada dua nomor final lagi.
Sayangnya pada final nomor tunggal putri SL4, Ratri gagal memenangi pertandingan puncak dan meraih medali perak.
Kekalahan di pertandingan tunggal putri, mendongkrak semangat Ratri untuk tampil habis-habisan di laga final terakhirnya di nomor ganda campuran bersama Hary Susanto.
"Kami sangat berharap bisa menjadi yang terbaik di Paralimpiade, karena ini adalah impian terbesar kami. Sangat bersyukur, kami bisa mewujudkan impian itu dengan keluar sebagai juara," tambah Ratri.
Terlebih ini akan menjadi sejarah, dan kenangan dalam perjalanan karier Ratri bersama Hary yang telah menginjak 46 tahun.
"Medali emas yang kedua ini sangat spesial bagi saya dan mas Hary. Kami sangat bangga, terlebih lagi usia mas Hary kini sudah tidak muda lagi," ucapnya.(*/Red)